Senin, Februari 02, 2009

LAPORAN HASIL GUNA PELAJARAN

ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT

Berkat ketekunan, keyakinan dan kemauan dari para pengikut pelajaran IKDA ini yang mengamalkan dengan penuh kesungguhan apa-apa yang telah diajarkan, maka banyak di antara mereka mencapai hasil yang sangat memuaskan. Banyak pengikut atau murid yang datang melaporkan keberhasilan mereka kepada saya. Sebagian kecil dari laporan-laporan itu saya tuliskan di sini sebagai bahan perbandingan.

1. Laporan Pertama

Saudara A. Ishak, Bengkulu, Sumatera Selatan.

Pada suatu hari, saya hendak bersembahyang Jum’at. Begitu saya masuk ke mesjid, tiba-tiba ada petunjuk suara gaib dari Tuhan, “Hai Ishak, kamu jangan bersembahyang di sini.”

Dengan agak terkejut, saya bertanya, “Mengapa, ya Allah ?”

“Karena orang-orang di mesjid ini belum tahu cara menyembahKu yang sebenarnya, agama mereka hanya kedok belaka.”

“Lalu bagaimana ya Allah, aku sudah terlanjur memasukinya.”

“Kamu boleh saja bersembahyang di sini, asalkan kamu menjadi imam.”

“Bagaimana mungkin aku menjadi imam ya Allah, imam hari ini telah ditentukan. Nanti akan menyinggung perasaannya.”

“Bagus Ishak, itu namanya muslimin sejati, dapat mengerti perasaan orang lain. Kamu boleh bersembahyang di sini, di deretan nomor satu sebelah kanan dan tidak boleh ma’muman, tetapi kamu boleh mengikuti gerakannya saja.”

Setelah itu, saya bersembahyang biasa dan membaca doa-doa.

Tetapi, Allah menegur saya, “Hai Ishak, jangan kamu ikuti doa-doa mereka.”

“Kenapa, ya Allah ?”

“Mereka bernyanyi, bukan berdoa. Apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan hatinya.”

Setelah itu, saya berdoa sendiri dengan khusuk, dan segera pulang ke rumah.

2. Laporan Kedua

Juga dari saudara A. Ishak.

Pada suatu hari, saya ingin buang air kecil di ladang. Saya melihat seekor ular yang sedang menoleh-noleh ke kiri dan ke kanan. Dengan segera, saya ambil sebatang kayu untuk memukulnya. Tapi, tiba-tiba Tuhan berkata, “Hai Ishak, jangan kamu pukul ular itu. Dia sedang bingung. Perintahkanlah dia supaya segera pergi.”

Kemudian saya perintahkan ular itu untuk segera pergi, sesuai petunjuk Allah. Ular itu pun segera pergi menjauh.

Tak jauh dari situ ada sebuah lubang. Lalu saya suruh ular itu masuk ke lubang tersebut. Aneh, ular itu pun masuk lubang sesuai perintah saya.

3. Laporan Ketiga

Saudara Arsya Palimbu dari Rantepao. Sulsel.

Pada suatu malam, saya sedang khusuk munajat (semedi). Tiba-tiba ada petunjuk dari Tuhan yang mengatakan, “Hai Arsya, besok akan datang seseorang yang akan menanyakan soal Hadist dan tafsir Al Quran kepadamu.”

Kemudian saya bertanya, “Ya Allah, bagaimana saya dapat menjawabnya. Aku belum banyak mengerti soal-soal itu.”

“Kamu tidak usah khawatir, itu urusanKu.”

Keesokan harinya, betul-betul datang seseorang yang ingin menanyakan soal Hadist dan tafsir Al Quran. Orang itu bernama Hamsarani.

Atas berkah Allah, dengan mudahnya saya dapat menjawab segala pertanyaan yang diajukannya. Karena mendapat jawaban yang jelas dan sempurna, Hamsarani pun merasa sangat puas.

Setelah itu saya pun mengucapkan syukur kepada Allah atas segala petunjukNya.

---------

Sebenarnya, masih bermacam-macam banyaknya laporan hasil guna yang diberikan kedua orang tersebut. Semua merupakan berkah Allah SWT. Namun, lebih baik kita beralih kepada laporan para pengikut lain.

4. Laporan Keempat

Saudara M. Soleh dari Ciamis, Jawa Barat.

Pada waktu sedang mempraktekkan gerakan gaib, saya bertanya kepada Bapak Yusuf Suparta, penuntun besar IKDA, “Pak, pada waktu saya masih kecil, oleh ayah badan saya diisi dengan Surat Sulaiman dan Surat Yusuf. Apakah itu perlu dibersihkan ?”

Pada waktu itu, bapak guru (penuntun) menjawab, “Tentu saja harus. Ayat-ayat Al Quran bukan untuk dimasukkan ke badan, tetapi untuk dibaca dan diartikan, sehingga kita dapat mengerti apa yang difirmankan oleh Allah SWT.”

Tetapi karena saya merasa bahwa ayat-ayat yang telah diisikan ayah saya itu banyak manfaatnya, maka saya menolak untuk dibersihkan sebelum mendapat petunjuk langsung dari Allah.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya melakukan munajat mulai dari jam 20.00 sampai dengan jam 24.00. Saya munajat mohon petunjuk dari Allah SWT mengapa Surat Sulaiman dan Surat Yusuf itu tidak boleh dimasukkan ke dalam tubuh saya.

Karena saya memohon dengan penuh kekhusukan sesuai tata cara yang saya pelajari dalam IKDA, maka akhirnya saya pun mendapat petunjuk dari Allah. Mula-mula Allah memberi petunjuk dalam bahasa Arab, namun saya menolak dan sekaligus memohon, “Ya Allah, aku bukan orang Arab. Berikanlah petunjuk dalam bahasa yang aku mengerti.”

Tuhan pun berkata, “Hai Soleh, ketahuilah bahwa Aku turunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatku, bukan untuk dimasukkan ke badan atau ditulis-tulis di kain putih untuk jimat. Al Quran harus dibaca dan dimengerti isinya. Karena baik Sulaiman, Yusuf, Muhammad, kamu dan juga yang lain itu sama-sama Aku lindungi, maka mintalah langsung kepadaKu apa saja yang kamu kehendaki, niscaya Aku kabulkan asalkan kamu khusuk meminta kepadaku dengan menggunakan cara-cara yang telah Aku tentukan kepada penuntunmu.”

Setelah mendapat petunjuk demikian dari Tuhan, keesokan harinya saya melapor kepada bapak guru bahwa saya sudah rela dan iklas lahir batin saya dibersihkan dari segala hal yang tidak diridhoi Allah.

5. Laporan Kelima

Saudara Ato Hermanto dari Cimindi, Cimahi (Jabar).

Pada suatu hari, secara mendadak saya merasakan sakit yang sangat hebat di kepala saya. Maka, saya duduk bersila dengan takzim dan mohon petunjuk kepada Allah SWT, “Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, aku mohon petunjuk yang sempurna dan pasti mengenai sakit kepalaku ini.”

Lalu Allah menjawab, “Hai Ato, kamu dikhianati oleh seorang kawan yang tidak menyenangimu.”

Lalu saya bertanya lagi, “Bagaimana cara menghilangkan penyakitku ini ya Allah ?”

“Pergilah ke tempat dari mana datangnya penyakit itu dengan melancong gaib.”

Kemudian saya mohon melancong gaib ke tempat dari mana datangnya penyakit tersebut. Sampai di tempat tujuan, saya melihat kawan saya sedang berada di rumah seorang dukun yang sedang mengguna-gunai saya dengan cara menusuk-nusuk kepala sebuah boneka di atas pedupaan (tempat membakar kemenyan). Lalu dengan segera saya sergap dukun itu dan saya hancurkan semua peralatannya. Setelah saya kembali dari melancong gaib, semua penyakit saya hilang tanpa bekas. Kemudian, saya pun melakukan syukuran kepada Allah.

6. Laporan Keenam

Saudara Abung Sutisna dari Kampung Cijalu, Cikampek, Krawang (Jawa Barat).

Karena masalah keuangan, pada hari raya Lebaran tahun 1969 saya tidak bisa bersilaturahmi dengan kedua orang tua saya yang tinggal di Sumedang, Bandung (Jawa Barat). Karena sebetulnya saya sangat ingin bertemu dengan kedua orang tua saya dan saudara-saudara saya yang lain, maka saya pun mohon kepada Allah untuk melancong gaib.

“Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, saya mohon melancong gaib ke Sumedang untuk menemui orang tuaku dengan cepat dan tidak diceritakan jalannya.”

Syukurlah, Allah mengabulkan permohonan saya. Sampai di Sumedang, tampaklah kedua orang tua saya beserta sanak keluarga yang lain sedang berkumpul. Karena saya merasa bahwa saya tidak bisa dilihat oleh orang-orang yang ada di situ, maka dengan izin Allah saya masuk ke dalam jasmani Ujang, adik saya yang sedang melamun. Lalu saya pun menyampaikan salam, “Assalamualaikum.”

Tentu saja semua yang hadir di situ merasa heran karena Si Ujang yang tadinya diam saja tiba-tiba menyampaikan salam.

Kemudian saya berkata, “Saya bukan Si Ujang, saya Abung Sutisna dari Cikampek datang ke sini untuk meminta maaf kepada ibu dan bapak, juga kepada yang lainnya.”

Dengan demikian, semua orang yang berada di situ makin bertambah heran. Mereka menyangka bahwa saya sudah mati dan roh saya masuk ke jasmani adik saya. Tapi agar orang-orang tidak berprasangka yang bukan-bukan, maka saya bercerita apa adanya. Kemudian saya kembali ke Cikampek.

Keesokan harinya, Ujang datang ke Cikampek untuk menemui saya sekaligus memastikan kebenaran cerita saya. Setelah yakin bahwa saya sehat-sehat saja, maka ia kembali ke Sumedang.

7. Laporan Ketujuh

Saudara Eddy Ruspendi dari Sukabumi, Jawa Barat.

Pada suatu hari saya menemui bapak penuntun dan bertanya, “Pak guru, bisakah saya dipertemukan dengan almarhumah ibu saya, karena saya ditinggal ibu ketika saya masih bayi berumur 40 hari. Bahkan fotonya pun tidak ada.”

Lalu bapak penuntun bertanya kepada saya, “Menurut ayahmu, bagaimana keadaan ibumu selagi masih hidup ?”

“Menurut ayah, ibu orang yang tebal imannya, suka beramal saleh dan tolong menolong, tidak pernah cekcok dengan tetangga serta berbakti kepada suami.”

“Jika memang demikian keadaannya, maka ibumu ada di surga karena Allah berjanji bahwa Dia menyediakan surga kepada mereka yang beriman kepadaNya dan suka beramal saleh.”

Kemudian beliau menyuruh saya duduk bersila dengan takzim dan memohon kepada Allah SWT seperti berikut, “Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon melancong gaib ke surga untuk menemui ibuku dengan cepat dan tidak diceritakan jalannya.”

Atas kemurahan Allah, maka permohonan saya dikabulkan. Saya sampai di suatu tempat yang para penghuninya berpakaian sutera putih. Mereka menegur saya, “Kamu akan pergi ke mana ?”

“Saya mau ke surga.”

“Kalau begitu, kamu harus berganti pakaian seperti kami.”

Lalu saya melepas pakaian saya dan menggantinya dengan pakaian yang serba putih. Setelah itu saya di bawa menuju ke sebuah pintu yang sangat indah dari emas yang berukir dan bertatahkan permata. Di atasnya ada tulisan Arab yang berbunyi “Laillaha illalah.

Penjaga pintu itu menanyai saya, “Kamu mau pergi ke mana ?”

“Saya mau menemui ibu saya.”

“Siapa namanya, dan sudah berapa lama ia meninggal ?”

“Beliau bernama Hadijah, meninggal + 22 tahun yang lalu.”

“Dia ada di pintu ke tujuh.”

Seketika itu juga, pintu surga itu terbuka. Terciumlah bau harum yang semerbak tiada taranya. Kemudian pintu demi pintu yang lain terbuka. Semua pintu itu bertuliskan “Laillaha illallah Muhammadarasulullah”; hanya pintu pertama saja yang bertuliskan “Laillaha illallah”.

Di pintu ke tujuh, ibu sudah menunggu saya. Beliau langsung memeluk saya dengan penuh haru dan berkata “Oh anakku, kamu sudah begini besar. Tapi bagaimana kamu bisa masuk ke sini, padahal kamu masih orang dunia.”

“Saya bisa menjumpai ibu di sini berkat pertolongan penuntun saya dan atas izin Allah SWT. Tanpa dikehendaki oleh Allah, tidak mungkin saya bisa menemui ibu di sini. Lalu, bagaimana ibu bisa berada di tempat yang indah ini, bahkan ditemani oleh tujuh bidadari yang begitu cantik ?”

“Itu karena sewaktu masih hidup ibu selalu beriman kepada Allah dan beramal saleh. Ibu selalu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, serta selalu berbakti kepada suami dengan tulus ikhlas.” Lalu beliau bertanya, “Bagaimana keadaan ayahmu sekarang ?”

“Ayah sehat-sehat saja, bu.”

“Syukurlah kalau begitu. Sekarang, apakah kamu ingin melihat-lihat taman firdaus yang indah ?”

“Tentu saja, bu.”

Lalu ibu menyuruh dua orang bidadari untuk menemani saya berkeliling melihat-lihat taman firdaus. Saya bahkan sempat merasakan tuak surga yang nikmat luar biasa. Setelah puas, saya kembali ke tempat ibu saya. Ibu berkata, “Nak, sekarang pulanglah kamu.”

“Tidak, bu. Saya sangat betah di sini, saya tidak ingin kembali ke dunia lagi.”

Tapi ibu melarang saya, “Belum waktunya kamu tinggal di sini.”

Akhirnya, saya pun berganti dengan pakaian semula dan kembali lagi ke dunia. Setelah itu saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas dikabulkannya permohonan saya tersebut.

8. Laporan Kedelapan

Saudara Hamdun dari Cililin, Bandung, Jawa Barat.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya mengamalkan amalan-amalan wajib berulang-ulang. Malam itu, saya memperbanyak amalan mohon rejeki.

Ketika saya sedang khusuk memohon, Allah berkata, “Hai Hamdun, kalau kamu ingin kaya atau banyak rejeki sembah saja pohon keladi yang ada di depan rumahmu tiga kali setiap pagi, nanti Aku beri kamu kekayaan yang melimpah ruah.”

Lalu saya menjawab, “Ya Allah, aku tidak mau menyembah pohon keladi walaupun akan mendapat rejeki yang berlimpah ruah, karena yang wajib saya sembah hanyalah Engkau dan hanya kepada Engkau aku mohon rejeki, bukan kepada pohon keladi seperti yang Kau katakan itu.”

“Bagus Hamdun, kamu berhasil lulus dari ujianKu, teruslah mohon kepadaKu.”

Karena tekun memohon, akhirnya saya mendapatkan rejeki yang cukup untuk memperbaiki rumah. Bahkan kemudian saya bisa membeli kendaraan serta berbagai kebutuhan lainnya.

9. Laporan Kesembilan

Saudara Tiram dari Yogyakarta.

Pada suatu malam, sehabis sembahyang Isa, saya mengamalkan amalan-amalan wajib. Setelah itu, saya mohon kepada Allah untuk melancong gaib. Atas izin Allah maka permohonan saya terkabul. Saya melancong gaib dari Ujung Menteng, Jakarta Timur, menuju rumah ibu saya di Yogyakarta.

Sampai di tujuan, saya berjumpa dengan ibu. Lalu ibu menegur saya, “Jam berapa kamu dari Jakarta, dan naik apa ?”

“Saya naik bus, bu.”

Ibu saya lalu menyiapkan makanan dan menyuruh saya untuk makan. Saya menolak walaupun ibu terus memaksa.

Lalu saya memberi alasan, “Maaf bu, saya hanya bisa singgah sebentar karena ada tugas penting.” Lalu saya berpamitan.

Ibu saya tampak menyesal karena saya tidak mau makan sedikit pun makanan yang disediakan beliau.

Beberapa hari kemudian kakak saya yang juga di Jakarta pulang ke Yogya. Sesampainya di Yogya ibu menceritakan tentang kedatangan saya ke Yogya. Kakak saya menjadi terheran-heran mendengar cerita ibu, karena pada malam saya datang ke Yogya seperti yang diceritakan oleh ibu saya itu, saya ada di rumah kakak saya di Jakarta dan tidak pergi kemana-mana. Ibu pun menjadi lebih heran lagi.

Lalu beliau bertanya, “Kalau begitu, apanya yang datang ke sini ? Padahal jelas ibu melihatnya dan menyediakan makanan untuknya. Pantas saja dia tidak mau makan sedikit pun.”

---------

Jelaslah bahwa dengan kekuasaanNya, Allah SWT dapat saja mewujudkan atau menjelmakan rohani seseorang sehingga dapat dilihat oleh orang-orang yang ditujunya. Kejadian yang dialami oleh saudara Tiram ini mirip dengan peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad.

Di sini jelaslah bahwa Allah itu yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, tidak memandang apakah itu seorang nabi ataukah seorang awam. Bagi Allah semua sama saja, yang penting siapa yang paling bertakwa, itulah yang paling diridhoi dan dimuliakanNya.

10. Laporan Kesepuluh

Saudara Makmur dari Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Pada suatu malam, kira-kira jam sebelas, saya memohon kepada Allah untuk melancong gaib ke neraka, sebab saya ingin melihat orang-orang yang sedang disiksa di sana.

Atas izin dan kemurahan Allah SWT, permohonan saya dikabulkan. Allah memperlihatkan bermacam-macam siksaan di neraka kepada saya. Yang terakhir saya lihat, tampak orang-orang yang dibakar dengan api neraka bertingkat-tingkat.

Pada tingkat yang paling bawah, tampak orang-orang yang disiksa itu sudah menjadi hitam sekali. Makin ke atas menjadi agak kemerah-merahan, sedangkan perutnya besar-besar.

Karena saya yakin bahwa kepergian saya disertai Allah, maka saya bertanya, “Ya Allah, kenapa orang-orang tersebut disiksa begitu ?”

Allah menjawab, “Orang-orang yang paling bawah itu, yang paling hitam, pada waktu hidupnya menjadi seorang lintah darat atau rentenir. Sedangkan yang lain, yang di atasnya, pada waktu hidupnya suka memakan barang riba atau rejeki-rejeki yang tidak Aku ridhoi.”

Dari penjelasan Allah itu, saya merasa diingatkan oleh Allah karena kebetulan saya adalah seorang anggota POLRI. Kemudian, saya mohon kepada Allah untuk kembali, dan setelah itu saya mengucapkan syukur.

11. Laporan Kesebelas

Saudara Maman Rahman dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pada suatu hari, saya pergi menemui bapak penuntun. Lalu saya berkata, “Pak guru, saya datang ke sini minta izin untuk melancong gaib ke tempat di mana saya akan ditempatkan apabila saya kembali atau mati nanti.”

Bapak penuntun berkata, “Coba kamu mohon langsung pada Tuhan.”

Lalu saya duduk bersila dengan takzim dan mohon kepada Allah, “Ya Allah ya Tuhanku yang Mahakuasa, Mahapengasih lagi Mahapenyayang, aku mohon melancong gaib ke tempat di mana aku akan Engkau tempatkan bila mati nanti.”

Atas kemurahan Allah SWT, akhirnya keinginan saya dikabulkan juga. Mula-mula saya merasa keluar dari raga saya dengan memakai jubah yang sangat panjang berwarna kemerah-merahan.

Sampai di suatu tempat yang sangat indah, saya dijemput oleh beberapa orang bidadari yang sangat cantik. Di antara mereka ada yang memegangi jubah saya karena panjangnya.

Karena saya ingat akan pesan bapak penuntun bahwa kita tidak boleh menyusahkan orang lain, maka saya memohon kepada Allah agar jubah saya dipendekkan.

Setelah jubah itu menjadi pendek, bidadari itu menjadi bebas, tidak perlu memegangi jubah saya lagi. Dengan didampingi oleh para bidadari itu, saya dibawa ke suatu ruangan yang sangat indah dan harum semerbak, tiada bandingannya di dunia. Di sana, segalanya serba ada. Saya ingin apel langsung tersedia, ingin minum anggur sudah ada.

Karena asyiknya saya di tempat itu, Allah pun menegur saya, “Hai Maman, cepatlah kamu pulang ke dunia karena kamu masih orang dunia.”

“Aku tidak mau kembali ke dunia, ya Allah. Aku takut berbuat dosa lagi.”

“Kalau kamu tetap beriman kepadaKu dan beramal saleh, niscaya kamu akan kembali lagi ke tempat ini.”

Setelah Allah berkata begitu, maka saya pun mohon untuk kembali. Tapi ketika saya akan masuk ke dalam jasmani saya, saya merasa bingung karena jasmani yang akan saya masuki besarnya sama dengan saya.

Kemudian terdengar petunjuk dari Allah, “Hai Maman, kau tindihi saja ragamu itu.”

Maka, saya tindihi saja raga saya itu. Setelah itu, saya merasa dapat bergerak bebas seperti biasa. Kemudian saya melakukan syukuran.

12. Laporan Kedua Belas

Saudara Sumaji dari Pacitan, Jawa Timur.

Setelah saya menjalani pembersihan dengan bimbingan bapak penuntun, maka saya menekuni semua amalan yang diberikan kepada saya. Pada suatu ketika, kira-kira selama 4 hari 4 malam saya tidak tidur untuk munajat mengamalkan semua amalan yang ada. Saya hanya beristirahat pada waktu-waktu sembahyang fardu, makan dan minum serta waktu mandi saja.

Atas ketekunan saya itu, pada malam keempat saya mendengar Allah berkata, “Hai Sumaji, apabila kau sudah betul-betul menyerahkan dirimu padaKu, maka bunuhlah dirimu !”

Kemudian saya bertanya, “Siapa yang memerintahku ini ?”

“Aku Tuhanmu.”

“Di mana Kau berada, ya Allah ?”

“Aku ada bersamamu, di mana kau ada Aku ada.”

“Bila sungguh-sungguh Engkau yang memerintahkan, aku akan melaksanakannya ya Allah.” Lalu saya pergi ke dapur mencari pisau yang paling tajam.

Istri saya yang sedang di dapur bertanya, “Untuk apa pisau itu ?”

“Saya mau bunuh diri.” jawab saya.

“Aduh, jangan berbuat begitu,” larangnya dengan panik.

Tapi saya tidak menghiraukannya dan berkata, “Ini perintah dari Allah.” Kemudian pisau itu saya hujam-hujamkan ke seluruh tubuh saya. Ternyata, sedikit pun pisau itu tak dapat menggores badan saya.

Kemudian terdengar Allah berkata, “Sudah, berhentilah! Ketaatanmu kepadaKu sudah terbukti, dan sebagai hadiahnya, sekarang Kuajak kau ke neraka dan surga.”

Dalam sekejap mata, saya telah sampai di neraka. Tuhan memperlihatkan kepada saya orang-orang yang di siksa di sana atas dosa-dosa mereka. Setelah itu, dibawaNya saya ke surga.

Karena begitu indah dan nikmatnya surga, saya merasa sangat betah dan tidak ingin pulang lagi ke dunia fana. Tapi kemudian saya bertemu dengan bapak penuntun yang menyuruh saya kembali ke dunia.

Maka, saya pun segera mohon untuk kembali, dan setelah sampai, saya melakukan syukuran kepada Allah.

---------

Laporan-laporan dari para pengikut IKDA yang lain pada umumnya senada dengan laporan-laporan di atas. Laporan yang terbanyak yaitu mengenai praktek-praktek pengobatan orang-orang sakit, baik yang disebabkan oleh penyakit ‘biasa’ maupun penyakit yang aneh. Penyembuhan biasanya dilakukan dengan menggunakan air putih yang didoakan, gerakan gaib, maupun dengan berdasarkan petunjuk suara gaib dari Allah SWT.

4 komentar:

  1. tolong tuk LAPORAN HASIL GUNA PELAJARAN di HAPUS..krn bnyk pemahaman yg tdk sesuai syareat islam dan sangt rawan mengundang dan memancing timbulnyA OPINI PUBLIK tentang sebuah ajaran sesat..tlong sdr samsyul hapus...!thx

    BalasHapus
  2. ass.wr.wb..Demi Alloh sy mohon kepada sdr syamsul..dan dengan segala hormat...agar tulisan tentang LAPORAN HASIL GUNA PELAJARAN ILMU KESEMPURNAAN DUNIA AKHIRAT yg terdapat pada blok anda agar segera DIHAPUS SECEPATNYA....!wass.wr.wb

    BalasHapus
  3. ya......... sebenarnya pelajaran ini bersifat pribadi dan tidak untuk di publikasikan, karena tidak semua orang bisa memahaminya, bingung juga yaa........

    BalasHapus
  4. Smoga allah membimbing kita semua sebagai hamba-hambanya
    Untuk Mencapai Keselamatan&kesempurnaan Hidup baik Didunia Maupun Diakherat Nanti...salam Ikhwan IKDA Bekasi.

    BalasHapus

Berkomentar boleh, tapi dengan wajah hati yang sejuk dan damai sehingga ada cahaya illahi yang memancar keluar menjadi suatu keindahan dalam perbedaaan